2

Bohong dan Film

Kadang kala, kebohongan diciptakan untuk suatu tujuan yang berhubungan dengan kebaikan. Tapi tetap saja kalau tiba masanya terlalu banyak berbohong dan lingkungan sekitar sudah tidak percaya, mau bagaimana lagi. Itu sudah menjadi resikonya, Kawan.


Sleepover pertama saya di rumah salah satu teman, yaitu pada malam Rabu kemarin. Obrolan ngalor-ngidul sampe nyangkut di satu titik yang ternyata persepsi kita sama, tentang salah satu teman yang patut dicurigai kelakuannya. Sayang sekali yang bisa ikutan cuma 3 orang, padahal awalnya ngarep lebih banyak. Tapi tentang semua yang kita rasa emang ngeganjal ternyata udah dirasain dari setahun yang lalu, waktu masih awal-awal deket sama si-yang-dicurigai. Oke, abis diskusi panjang-lebar, kita udah punya konklusi padat tentang si-yang-dicurigai, tentunya dengan banyak hal yang mendasari dan beralasan.

Saya engga abis pikir, kenapa ada orang yang doyannya pamer tentang apa-apa yang dia punya. Tapi sebenernya sih saya masih bisa toleransi sama orang yang kayak begitu, selama mereka bisa ngebuktiin dan bukan cuma omong doang. Beda halnya sama orang lain yang sempet dibahas di Pajamas Party kemaren malem. Doi pamer melulu dan engga mau nampak ketinggalan info, tapi selalu mencoba memposisikan dirinya selalu di atas teman-temannya yang lain sambil merendahkan objek yang lagi dibutuhin buat ngasih saran. Cukup komplikasi, memang. Satu hal yang paling jelas buat dirasain adalah: KEPRIBADIAN GANDA. Ah, jadi lumayan puyeng dan bingung kalo harus berjuang ngebahas si rupa-rupa wajah ini.

Anyway, terlepas dari kasus di atas, saya coba ngabisin waktu sama Diary of a Wimpy Kid di malam-malam yang sunyi dan berpenghujan #halah barengan Arini Nadia. Sementara paginya, Perfume berhasil di putar di DVD tapi masih ecek-ecek, alias kualitasnya gede. Dua film yang beda banget, tapi justru bisa ngasih masukan buat kita.






Film dengan rating busuk ini (Film 1) katanya kurang disukain sama orang-orang. Tapi jujur, dengan cerita yang flat dan sangat "anak-anak" dialog atau pun monolog yang dibuat jadi berkesan istimewa dan geli buat di catet. :D entah kenapa saya suka, ringan dan touching.

Contohnya :

"Your body looks beautiful just the way it is."

"Why doesn't anybody like me?" | "Because they don't know how awesome you really are." | "It's really awesome to be me."

"I don't know about anyone else but I know what I learned."

"I can't ditch him because he'd be lost without me."


Diary of a Wimpy Kid bisa nunjukkin seberapa pusingnya anak SMP yang sibuk nyari popularitas dan engga mau kalah popularitas dari sahabatnya sendiri. Di situlah krisis kepercayaannya di uji. Sedangkan Perfume, kurang mewakili novelnya, tapi lumayan buat make up artist dan talentsnya. Aktingnya oke, kecuali yang meranin bapak-bapaknya. Overall, walau agak terkesan lebay, tapi bolehlah.

Ah, ternyata dunia ini menyenangkan kalau aliran positif ngalir di tubuh kita. (komentar apa ini)

P.S. : Doain yah besok saya evaluasi training Minggu kemaren, mudah-mudahan engga dicerca dan kena semprot lagi ya :D Saya beneran berharap ahsil taping nanti ada progress yang bagus, jangan sampai ada kemunduran lagi. Lah tadi aja tapingnya lama banget :')

2 lost people:

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

semoga dapet hasil yg bagus yah.... tetep semangat......

Unknown mengatakan...

terima kasiiiih :)

Back to Top