Changing Mood

Sayang, aku sudah pernah berbicara denganmu perihal hal ini. Hal yang bisa membuat mood-ku berubah. Apakah kau ingat? Sedikit aku ujarkan....


Aku rindu kamu, kamu tahu itu. Karena saking merindumu... bahkan tak jarang aku meneteskan air mata untuk sesuatu yang bahkan tingkat kesedihannya pun di bawah rata-rata. You know I'm very sensitive. Untuk hal yang membahagiakan pun aku menangis. Hal yang lucu? Aku menangis... Mungkin kantung mataku dibuat oleh PDAM. Mudah sekali mengalirkan air mata...


Atau ini adalah hujan? Yang mungkin dialihkan oleh seorang pawang di suatu tempat yang tidak menemukan tempat lain untuk pengalihan air hujan... Hey, ini ilusi rupanya.


Kembali lagi, dengan rindu. Aku merindumu, namun bukan berarti aku siap menerima kabarmu di setiap waktu. Awal mula aku beri tanda agar kau mengerti. Aku pun ingin bercakap lama denganmu. Namun mood-ku sudah terlanjur berputar arah. Aku bisa multitasking, tapi ku kira kamu mengerti bahwa ini adalah hari-hari yang sulit dalam proses perkuliahanku. Jika kamu menyemangatiku untuk belajar dengan sungguh-sungguh, mengapa tidak langsung saja kamu memintaku?


Kabarmu tidak menggangguku, tentu tidak. Karena aku sangat menunggunya. Senang aku mendengar suaramu, namun mengapa kamu lupa bahwa aku adalah orang yang memiliki tingkat kegengsian yang tinggi untuk mengakui sesuatu? Tadi aku berharap kamu akan menanyakan dan mengajak berbicara untuk hal-hal yang belum kita perbincangkan... tapi ternyata kamu terus mengulang. I've told you in the texts that I sent..


It's My LDR Version

I could stand several feelings of having LDR with someone that I've been keeping the commitment about, I always do. Even though I don't know what are the next things that could happen, which is the unpredictable one.

Okay, let me count down.

.............

Semula, ok. Tiada yang salah dengan mencoba memiliki hubungan jarak jauh. Semula, oh oke, mereka banyak yang berhasil walaupun rintangan tidak mudah. Semula... lebih semula daripada semula yang telah aku katakan, aku tidak percaya orang-orang tersebut melakukan LDR demi seseorang yang mereka sebut itu cinta. Bahkan aku sempat berujar, aku tak akan mungkin akan mampu bertahan dengan kenyataan memiliki hubungan dengan seseorang yang keberadaannya pun tidak ada di dekat kita. Namun, kenyataan saat ini berbanding terbalik.


Semula, semuanya biasa saja. Semula terasa baik-baik saja, normal dan oh oke, it's a beautiful life. Bertemu dengan seseorang yang kau sayangi setiap hari, tiada henti, kemana pun selalu bersama dan... berujung pada kecanduan. Ya, candu akan dirinya yang harus selalu di dekatmu. Dia yang menjadi teman, sahabat, kakak dan kekasihmu. Ada resiko yang aku pahami namun ternyata di balik itu ada sesuatu yang tidak aku mengerti.


Aku semakin mendekati resiko itu.


Tibalah waktunya, tibalah kenyataan yang tak aku acuhkan, yang semula aku abaikan. Kamu harus pergi menggapai cita-citamu, apa yang sudah kau rencanakan bahkan sebelum berencana untuk jatuh hati padaku. Aku tak mungkin melarangmu, karena aku pun mengerti---keinginan yang terpenjara itu sungguh tiada berguna, tiada rasa dan percuma. Tidak akan beranak-pinak kebahagiaan apalagi kesuksesan. Maka di sanalah aku dengan yakin... turut mendukungmu dengan rencanamu. Walaupun sebenarnya aku sakit, sedikit tidak rela pada awalnya: karena aku akan merasa sendiri, dan tidak jauh berbeda dengan mereka yang sendiri. Pikiran-pikiran itu rupanya telah bersarang di sel otakku tanpa aku sadari. Namun aku yakin, yang semula terbiasa denganmu, tak akan terlalu sulit bagiku untuk melepasmu.


Ingat percakapan kita dahulu? Dahulu sekali, saat belum banyak saling mengenal satu sama lain. Bahkan zodiakmu pun aku tak tahu.

Me: "Kok kamu mau pacaran sama orang yang seneng banget nyari kesibukan kayak aku? Justru orang lain pada nyerah dan ogah punya pacar dengan beragam kegiatan kayak gini."

You: "Justru nanti kalau ditinggal biar tenang, biar tetep ada kesibukan. Dan engga kesepian..."


Well, it's just simply lightning into my day (at that time), and oh, the days after that day too. I feel so ...... (speechless). Okay, I'll be alright.


Karena pada dasarnya, menurutku, bahwa problematika dalam percintaan atau pun suatu hubungan itu tidak boleh merusak passion yang sudah ada di dalam diri kita. Bukan menjadi penghambat, tetapi membantu memotivasi dan terus memacu semangat. And yes, we're on our tracks---each other. We're different. We're so much different. I do everything that I want to do, and so do you. It's not a problem, it doesn't trigger any obstacle. We do always have to motivate each other. And it's good.


Back to the confusion thing.


Setelah aku sadari, ternyata aku tidak melakukan banyak persiapan untuk berpisah denganmu secepat itu. Berpisah maksudku, yang terbiasa bersama setiap waktu lalu---hanya bisa bertemu di akhir minggu, karena kita akan berada di kota yang berbeda. Itu pun jika beruntung. Baiklah, seminggu... terasa cukup sulit. Dua minggu.. aku bisa beradaptasi. Tiga minggu... lebih bisa beradaptasi walau serangan rindu jauh lebih ganas. Empat minggu... dan sehabis itu kamu berkata sebulan ke depan kita tak dapat bertemu, termasuk di akhir minggu. Karena kamu akan bertemankan ombak dan kapal laut. Baiklah, aku menyesal pertemuan denganmu tidak aku manfaatkan sebaik mungkin saat itu. Aku tak ingin menangis saat berkata, "Jaga diri baik-baik ya" atau mungkin berucap "Dadah..". Maka aku putuskan untuk tidak melihat wajahmu di pagi itu. Aku memunggungimu, dan aku menyesal.. karena aku hanya menjadi pengecut yang hanya mampu mengeluarkan air mata saat perlahan menjauhimu dan saat ku berpaling, kulihat kamu sudah tak ada lagi di tempat tadi kamu berdiri.


Ternyata, saat itulah yang sekarang aku rindukan jika mampu diputar kembali.


Sekitar 20 hari, katamu. Ya, kamu akan merayakan Hari Raya di atas lautan, sudah terprediksi. Tetapi kita masih bisa merayakan hari ulang tahunmu---dan hari ulang tahun hubungan kita yang pertama. Aku sangat bersemangat, dan hari-hari kulalui dengan berharap 10 hari lagi kamu akan pulang. Dan ternyata... ada kabar menjadi sebulan: katamu. Lalu berubah menjadi dua bulan, susul kabarmu yang berikutnya.


Lalu apa yang aku bisa perbuat? Merindumu? Sudah barang tentu itu aku lakukan tanpa harus ku katakan pada orang lain. Jika Tuhan memiliki rasa bosan, tentunya dia sudah tak tahan dengan rasa rindu dalam diriku. Tapi, pertanyaan yang sama pentingnya muncul kemudian, ataukah aku hanya takut kesepian?


Kau berkata aku pasti mampu. Lihat diriku sebelum mengenalmu, ujarmu. Seorang perempuan yang tak mengenal kebosanan dan kesepian.. namun Sayang, kau melupakan variabel lain yang turut mempengaruhi itu semua, saat itu aku masih sendiri... dan sekarang tidak. Apa-apa yang aku lakukan akan turut dipengaruhi oleh faktor lain: kamu. Semua hal tidak akan lagi menjadi sama.


Namun mungkin, ini memang cobaan. Godaan terlalu banyak menyerang, Sayang. Andai kamu ada di sini membantuku melawannya. Aku bukan tipikal orang yang selalu bisa membuat perasaan menjadi tersurat. Bisa jadi apa yang aku tampilkan, bukanlah yang benar-benar aku rasakan. Bisa jadi apa yang aku tampilkan, justru benar yang aku rasakan namun orang lain tidak percaya. Simpulkanlah hal ini...


Orang-orang lebih menyukaiku tersenyum, gembira dan bahagia. Tidak heran jika mereka enggan mendengar kesedihanku, dan cenderung membuka topik baru yang harus aku dengar dan perhatikan walau aku tak suka. Namun apa boleh buat, itu yang mereka suka. Mereka mengenalku sebagai diri yang ekstrovert. Bukan berarti aku tidak menjadi diriku sendiri, namun, karena inilah diriku. Berbeda denganmu, aku tahu kamu pun lebih menyukai jika aku ceria. Namun aku tahu, bahwa kamu tahu aku bukanlah sosok yang persis dengan apa yang dipikirkan orang lain. Terlalu rumit segala sesuatu di dalam kepalaku. Aku rindu dengan orang yang mampu mengenalku secara objektif, aku rindu.


Namun sekarang, sedikit banyaknya ada beberapa hal yang aku rasa menguap drastis.. Siapa bilang intensitas komunikasi tidak berpengaruh dalam suatu hubungan, apalagi LDR? Semula kita tidak memiliki masalah dengan komunikasi, sampai kamu berada pada jarak di luar jangkauan sinyal provider. Ya, itu sangat berpengaruh. Satu hari-dua hari. Aku coba tahan. Tiga hari sampai seminggu.. aku cukup terbiasa. Terbiasa dengan situasi tanpa kamu.. Dan ternyata, aku menyadari, hal yang menguap drastis itu tidak adanya perhatian----seperti apa yang aku butuhkan. Andai kamu tahu, itu yang membuatku sedikit uring-uringan. Mungkinkah kamu tidak lagi menjadi orang yang mengkhawatirkanku ketika aku pulang sendiri malam hari? Mungkinkah kamu menjadi seseorang yang tidak merasa janggal mengapa berat badanku sempat turun drastis? Mungkinkan kamu menjadi seseorang yang merasa bertanya 'Sudah makan?' adalah sesuatu yang tidak lagi penting? Atau memaksaku hanya untuk menelan satu sendok nasi? Ya... atau hal-hal lainnya (hal yang kecil dan tidak terlalu penting lainnya?). Aku rindu kita saling mengingatkan. Aku candu agar kita saling menguatkan. Namun sekarang, tak ada yang bisa aku lakukan selain menunggu kabar darimu terlebih dahulu. Aku rindu perhatian, akan kugaris bawahi hal itu. Aku tidak munafik.


Terserah orang berkata apa. Terserah orang berpikir aku berlebihan. Namun mereka tidak berada di situasi yang aku rasakan. Rasakan saja jika mereka mencibirku lalu merasakan hal yang sama. Sulit.

#SomethingToday : The Correlation Between Happy and Smile


  • Kalau semua orang bisa bilang "I'm the happiest person everyday" pasti dunia ini penuh senyuman yah :)
  • ...I'm happy because knowing there is a thing named sad..
  • kalau gak ada sedih, ga bakal ada pembanding tingkat rasa senang :) RT : Psti dunia ini pnuh dg kmunafikan
  • so, in my point of view, even though we're sad, but we're lucky--we're happy. Intinya mah nikmatin we lah..
  • trying to comfort ourselves isn't a sin, is it? ;)
  • this is the name of dilemmatic condition.. stuffy but I should smile, yeah. Cheer my self up..

:')




0

A Year With This Indulgent Person :)

"You see, I feel sad when you're sad

I feel glad when you're glad,

If You only knew what I'm go ing through,

I just Can't Smile Without You. " --- Barry Manilow


Today (in last year), I got something inside my stomach. Yeah, it was a butterfly. It flew above my speech and then I said "yes" for someone's question. I couldn't believe it, because (in that time) I didn't even know him much. He's one of hundreds people that met with me at Komunitas Aleut booth in Opening House Unit ITB (7th of August, 2010). So.... it was very unpredictable condition being in relationship with someone that you just knew---in a month). But I knew that decision wasn't wrong.. because it metamorphosed into million roses that never shriveled.. :)

An approach doesn't represent how many days that you will through along in relationship process. Believe me. A short one won't identified how long the relationship would be, because it depends on how we could deal with understanding each other, or bear with problems come up.

This person could muffle me with his way, with his quiscent thing.

This person could make me curious because of his unique characteristic.

This person could stand my debate---discussion of everything that questioning in my head.

This person could be honest to say I'm a stubborn girl.

This person could make me try sticking out of having Long Distance Relationship.

This person.... oh I have too much everything to say. This posting wouldn't enough.

This person is Ihsan Nurul Fauzi.

Someone who loves hiking and he treats me like a princess.

Someone who I couldn't meet on my first anniversary with him.

Someone who I couldn't hug on his 23rd birthday.

But I wish I'll always be the only special birthday present, as he said last year. As I agree to be.

Thanks God, he loves me just the way I am.



0

Just Like.. The Last Time



Just like a house that has never been cleaned, um---maintained, I mean. This blog was neglected and almost forgotten. Poor me---poor this one because I claimed my self as an business woman. But actually I don't have any activity that could make money for me, until this time. Yeah, just like the other collegians who were busy by such a lot of assignments or activities outside campus. That's me.


It's been a... wait. It's been on April, the last time I put some unimportant thing---as usual-- but I was happy writing about that. I would be always happy if I could do some writings on blogs (or even in the assignments? of course -__-) because finding an effort to take care of these responsibilities (read: blogs) is really hard to do. But then I felt so passionate to slap my cheeks (at least one of them would be tortured) when I opened Putdar's. She's so painstaking in maintaining her blogs (she has more than one!). I feel so shame.... mine just nothing :')

Okay, after these 5 months without any posting in this blog, the writing above is my welcoming speech. Hopefully I can handle all of the obstacle which wants to get me away in filling this blank speech.

Ladies and gentleman....

no more this posting again in the next following days...





Wish me luck to be sedulous ... because I'm engaging with internet this month <3


3

Ketika Keberuntungan Dipertanyakan



Saya ingat betapa Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit saya kuasai, karena sampai akhir masa belajar kelas tiga SMA pun saya belum pernah mendapatan nilai sempurna untuk mata pelajaran ini dalam setiap ujian. Pasti hasilnya dibawah pelajaran lain, termasuk matematika dan Bahasa Inggris. Cukup aneh, memang. Padahal saya pakai Bahasa Indonesia hampir setiap hari dan saya cukup menyukai peribahasa yang mengandung idiom-idiom di dalamnya. Cukup untuk menimbulkan multi interpretation apalagi jika peribahasa-peribahasa itu secara tak disadari ternyata pernah kita alami. Pernahkah kamu merasakan salah satu peribahasa terjadi kepadamu?

Saya pernah. Mulai dari kemarin dan belum berakhir sampai sekarang. Selama belum 2 x 24 jam belum wajib lapor satpam, kan? Eh.

Beberapa peribahasa yang kemarin saya share di twitter ternyata direspon juga oleh beberapa teman dan mereka ikut membagi peribahasa yang mereka sedang alami. And here , they are...

  • Untung bagaikan roda pedati,sekali ke bawah sekali ke atas = Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas
  • Luka sudah hilang parut tinggal juga = setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir
  • Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja = Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan
  • Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting = Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik
  • Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi = Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya
  • Ditindih yang berat, dililit yang panjang = Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
  • Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri = Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang
  • Bagaikan abu di atas tanggul = Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh
  • Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul = Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya

Semacam kemalangan ya ternyata peribahasa yang saya alami? Ya.. cukup lah untuk mengernyitkan dahi dan menahan tanggul perasaan yang tak mampu diluapkan. Sampai-sampai saya juga merasa keberuntungan itu tidak ada. Jikalau ada, mungkin dia sedang tidak berpihak. Tapi entah mengapa saya lebih cenderung memilih praduga yang pertama. Ah, dasar manusia. Ketika mengalami kesedihan pasti terkadang suka berpikir berlebihan. Seperti saya sekarang ini.

whispering to my own ear: "It's not your lucky day.. if lucky does exist."

Kebetulan sewaktu saya membaca "buku pintar", saya menemukan beberapa istilah dari bahasa latin yang kemudian saya mix dengan keadaan saya.. Oke, pikiran orang lain bercampur dengan pikiran sendiri.



But if feel the sadness n still want to cry, let it goes. Because your chance to do it Nunc Aut nunquam: now or never --> Sekarang saja atau tidak sama sekali
Stop your crying and think that everything alright. Nec Beneficii Immemor Injuziae: Lupakan kepedihan, jangan lupakan kebaikan ( Kebaikan orang lain, bukan kebaikan diri sendiri )
If you feel so desperate, remember that "Nemo Sine cruce beatus": tak ada kebahagiaan tanpa rintangan.
Semoga Ira furor brevis est benar adanya. : kemarahan itu adalah suatu amukan yang sementara saja
Incidit in Scyllam qui vult vitare Charybdum: dari gerimis ke dalam hujan, dari tepian masuk selokan; sudah jatuh tertimpa tangga pula
In silentio et spe fortitudo mea: dalam keheningan dan harapan akan muncul kekuatan.


Mungkin tak ada kata yang mampu menggambarkannya: Ketika hati tak mampu berkoordinasi dengan pikiran dan kenyataan, dan ketika segala sesuatu terasa menghantam mukamu secara tiba-tiba. Sesuatu itu datang bersamaan dengan teman-temannya. Seperti hujan deras yang turun secara tiba-tiba tatkala kita sedang berjemur di pinggir pantai, cukup menyiksa bukan? :)

Entah siksaan atau cobaan, yang pasti saat ini saya sedang diberikan "anugerah kenikmatan" sebagai wanita. Mau tak mau harus diterima, karena tamu yang satu ini tak mampu ditolak oleh wanita manapun. Belum lagi hormon yang berpengaruh terhadap segala sesuatu. Saya berani menjamin banyak wanita yang pernah merasakan "sakitnya" saat tamu ini datang.

Meskipun diantara mereka ada beberapa (sebagian sangat kecil) yang beruntung tidak merasakan pengaruhnya.

Oh, sungguh beruntung.

Dan cukup beruntung pula jika kita yang pernah mengalami pengaruh itu dapat dimengerti oleh orang lain yang ada di sekitar kita. "Kalau kami mampu menolak pengaruh itu, dengan senang hati akan kami lakukan dengan penuh senyuman..." sayangnya saya tidak :(

Mata yang sembab, perut yang sakit, melilit dan belum terisi makanan hari ini, badan yang terasa dihantam preman pasar---semua terasa ada lebam diseluruh bagian, dan perasaan yang belum berada sejajar dengan garis horison menjadi pelengkap di hari ini. Sungguh malang. Terasa sebentar lagi akan pingsan, rupanya.


***

Oh ya, saya ingin memberikan perumpamaan.

Kalau ada orang yang tertabrak dan orang yang menabrak hanya berkata "Maaf" : apakah itu cukup? (di luar seberapa parah akibat dia tertabrak)

Mungkin bukan seberapa banyak kata maaf yang diucapkan untuk si korban, tetapi seberapa care orang yang menabrak itu untuk mengetahui keadaan si korban. Bukan begitu bukan? Begitu.... :)

***

P.S. : Jangan mengira-ngira sesuatu sampai kamu sendiri mengetahui sesuatu itu dari sumbernya.



3

Pria dan Popok


Keponakan bisa jadi teman bermain yang mengagumkan, penuh daya imajinasi dan menyenangkan. Tapi kalau harus disuruh milih ngepel rumah dan mengganti popok, saya lebih memilih yang pertama. Masalahnya, keponakan yang umurnya udah lumayan "dalam masa aktif" ini susah sekali untuk diminta diam saat kita mengganti popok mereka, bisa-bisa dia buang air lagi dan membuat kacau kemana-mana :D *masih belum berpengalaman*

Tapi sekarang ini saya tidak akan menceritakan keponakan dan popok. Tetapi ada suatu proverb yang berkaitan dengan "mengganti popok" :D

"You can't change a man. Unless he's in diapers." -Mary Bennett
Saya tidak tahu kalau kenyatan pria tidak bisa berubah, atau bisa berubah. Tetapi quotes ini bisa menimbulkan dua sisi yang berbeda dalam pikiran saya.

Pertama.

Saya tidak setuju ketika pria ternyata memang tidak bisa berubah. Mungkin benar, jika kita tidak bisa "merubah" mereka karena mereka memiliki jalan pikirannya sendiri dan semacam "terlalu egois" jika kita ingin memaksa merubah mereka. Tetapi, jika perubahan itu memang diperlukan dan pria tersebut tidak memiliki kesadaran untuk merubahnya sendiri??? Apakah harus kita menunggu dia sadar sendiri??? Lalu apa fungsi orang-orang sekitarnya??? Menurut saya, hal-hal yang kita bisa beritahukan sebagai faktor untuk dilakukannya perubahan itu bisa menjadi salah satu perhatian yang bisa kita berikan kepada pria. Jadi, ketika pria tidak sadar apakah mereka harus berubah atau tidak, di sanalah peran kita diperlukan. Tapi kalau prianya tidak pernah sadar untuk berubah, naas ya (-__-")

Kedua.

Pendapat yang berlawanan dengan yang sebelumnya, saya setuju kalau ternyata kita tidak bisa merubah pria. Seberapa besar pun usaha kita untuk merubahnya jika mereka tidak mau dan tidak berniat berubah, usaha kita akan sia-sia. Ya, kita perlu membantu menyadarkan pria, tetapi pria juga perlu membantu dirinya sendiri untuk berubah.

Perlunya berubah yang saya maksud di sini, adalah berubah untuk lebih baik lagi. Jika memang diperlukan untuk berubah, berubahlah. Jika sudah baik, berubahlah lagi untuk lebih baik lagi. Untuk apa jika kita ingin berubah ke arah yang lebih buruk? Itu sama saja kita lebih bodoh daripada keledai.

Selain pria, tentunya wanita pun harus bisa melakukan apa yang dituntutnya. Ya, sayangnya pria tidak lebih mau untuk membantu menyadarkan wanita ketika wanita itu tidar sadar apa yang harus dirubahnya.


2

Mimpi Buruk Itu

Aku bermimpi buruk
Bukan tentang apa yang terjadi pada kamu
Tetapi sebutlah itu "kita"

Di saat kekhawatiranku terus berlanjut ke dalam fiktif bertanda
Malam tadi terasa lebih menyesakkan dada
Terasa lebih nyata...
Terasa aliran emosi yang bukan hanya semata..

Terasa lebih hebat emosi yang bergulir di sana...

Mataku tak terbuka
di saat aku berharap terbangun dari murka
Aku resah,
dan berpaling dari bayangan itu.
Aku hanya takut melihat hal buruk, hal yang lebih buruk..

Tidak seperti mimpi yang lalu
Di mana nafasku memburu,
di mana keringatku bercucur...
Di mana kamu ingin meninggalkanku.
Namun aku terhentak oleh tamparan pukul dua malam
Dan aku bersyukur, itu bukan kenyataan...

Semoga semua ini bukan pertanda apa-apa
Semoga hanya menjadi kekhawatiranku saja
..... yang menjadi bukti betapa aku ingin kamu saja.




0

Seberkas Harap

Saat tergenggamnya jemari ini
Seumpama selimut es krim kemarin sore
Meleleh tak lagi padat
Namun manisnya tetap dirasa
Akankah pudar esok hari?
Kuharap tidak.

Adakah dia dentingan senja di pagi hari
Embun bernyanyi seiring semilir angin
Cahaya berpendar ke segala penjuru
Dan sosoknya tiba, terhembus lagu untuk masa depan...

Dia kah?

Kuharap nyata..


*Oleh senyuman,


2

A Nostalgic of Kompas Muda



A year ago..
Kompas Muda 3rd Anniversary, Jakarta
.
Kompas Muda Bandung Batch 2.

I miss the moment ..
where we were so unified..




















Captured by: @Mahesa15

3

Selamat Jalan, Cuy! :'(




***


***

Hello Cuy!!!

Biasanya tiap ketemu orang pasti lo nyapanya begitu, Mas. Sayangnya sekarang lo gak bisa bilang kayak gitu lagi ke siapa pun, begitu pula ke gue. Jadi kangen dipanggil cuy sama lo, Mas. Gue yakin temen-temen yang lain juga kangen sama panggilan lo itu....


***

#MenulisSuratRindu to @BagasDP a.k.a Bagas Dayu Perdana


***


Wah, mas. Harusnya hari ini kita ada di acara puncak Ulang Tahun Kompas Muda. Tapi ternyata takdir berkata lain, ya. Gue yang asalnya udah fix banget mau ke Jakarta ternyata mendadak gak bisa.. dan lo pun, semenjak tanggal 15 udah bener-bener gak bisa dateng.... sayang banget ya. Padahal gue kangen banget ngumpul Batch 1 bareng Batch 2 buat ngobrol sana-sini.. Tapi ternyata kenyataan ini emang harus kita terima...

Satu waktu hidup adalah satu tali yang putus..
dimana ada awal dengan tangisan dan berujung juga dengan tangisan...

....

Di tanggal 15 Februari, magrib menjelang malam Swandi sms gue. Dengan sms yang singkat dan padat namun gak jelas dia bilang lo meninggal. Gimana bisa gue percaya sedangkan dua hari sebelumnya kita baru aja sms-an! Gue kirain dia bercanda.. tapi gue gak bisa terima saat candaan ini keterlaluan. Gue pun langsung sms lo tapi gak ada balesan. Sungguh gue kanget banget waktu gue buka twitter......

Gue masih belum percaya apa yang gue baca, Mas... :'(


Saat itu, tugas gue yang setumpuk mendadak hilang dari hal yang harus cepet-cepet dikerjain. Gue gak bisa nahan air mata gue, Mas... dengan segala ketidakpercayaan gue, gue masih pantengin timeline dan inbox gue. Pesan-pesan berhamburan. Satu bulir air mata pun gak ada yang bisa gue tahan... Baru kali ini gue kehilangan seorang teman dan gue bener-bener sedih...

Bahkan lo perlu tau, Mas. Orang-orang yang gak kenal lo pun turut berduka cita buat lo.... gue yang masih sesek tiba-tiba ingat ada beberapa hal yang belum kita obrolin.. gue ngerasa hal itu jadi hutang buat gue.. janji, bakalan gue ceritain di surat singkat ini...


Satu persatu teman-teman gue pergi terlebih dahulu.. termasuk lo.. I was shocked you left us in your young age, 22. I'll never forget your role and contribution in @ and @ . Selamat jalan, Mas. I still couldn't believe it that you died because cancer.. and you know what, it was on World's Cancer Day . Thanks for showing your spirit to do a lot of activities without complaining. Maaf Mas Bagas gue gak bisa liat lo disemayamkan.. gue berdoa dari jauh ya. Maaf gue nangis,,, Jadi inget pertama kali gue kenal lo...



Pertama kali tau lo waktu gue sama tim dari SMA 24 ikut lomba Bikin Koran Kamu Jadi Keren di Sabuga pas gue masih kelas 3 SMA (Mei 2009). Gak nyangka, gue dan tim gue ternyata menang juara 2 bikin koran... Sejak itu gue taunya lo ketua Batch 1 Bandung yang mukanya jutek banget. Sampai akhirnya kenal di akhir Oktober 2009 karena gue jadi batch 2 kompasmuda dan lo gak sejutek yang gue pernah kira. Gue kira lo udah tingkat akhir loh waktu itu, eh ternyata cuma 2 tahun di atas gue... hehe (ini gue nangis sambil ketawa loh, Mas)

Lo ngebantuin gue & temen-temen batch 2 Bandung setiap mau bikin event. Jujur saat itu gue kadang ngerasa risih karena lo suka ikut-ikutan dan nimbrung plus ikut campur semua hal, ya walaupun gue maklumin karena lo emang senior.. apalagi ditambah insiden "Monas". Waktu itu gue & temen-temen batch 2 sempet kabur bentar waktu acara HUT kompas muda di Jakarta Februari 2010. Yak, setahun yang lalu. Lo senewen banget sama kita. Nelponin and nanyain terus kita ada dimana. Sedangkan saat itu, gue sama anak-anak lagi nikmatin air mancur menari dan gak lupa foto-foto. Nah cerita tentang ini yang belum sempet kita obrolin. Gue yakin kalo kita bahas sampe tuntas insiden ini lo bakalan ngakak sama kelakuan kita..


Gak mungkin gue lewatin kesempatan gitu aja, ada di Monas malem-malem, WOWWWW! Tapi saat itu gue akuin gue ngelakuin semacam guilty pleasure. Gue sama anak-anak juga agak gak enak sih pergi kelayapan di luar jadwal. Tapi mau gimana lagi... Lo marah karena kita pergi tanpa bilang-bilang dan lo bilang kita gak ngehargain jadwal acara yang harusnya malam inagurasi. Padahal niat awal gue sama anak-anak cuma mau cari makan doang karena kita bosen makan KFC tiap hari.. kita khawatir ntar muka kita lama-lama jadi kayak pantat ayam hehe.. waktu itu gue cuma bisa diem aja daripada dimarahin. Lagian juga dulu masih ada jarak "senior" sama lo. Jadi ya nurut-nurut aja walaupun malu sebenernya..


Habis acara Kompas Muda beres, gue gabung di Kompas Kampus berdasar ajakan lo. Inget banget waktu itu pas @ selese traktiran dan lo cuma ngajak beberapa bagian dari batch 2. Hal ini juga bikin ada sedikit kecemburuan dan gue pun jadi gak enak sama anak-anak yang lain. Tapi, berdasarkan instruksi lo karena di kerjaan yang baru ini butuh komitmen yang tinggi. Yang lucunya, saat itu gue dan yang lainnya pasrah dan kalau ada yang nanyain tentang projek baru ini cuma lo yang harus tanggung jawab ngejelasinnya kalo ada missunderstanding di antara sesama volunteer, hehe. Gak kerasa ternyata gue jadi deket sama lo gara-gara event Kompas Kampus. Ngerjain ini itu, jadi sekretaris lo, plus bareng-bareng sama yang lain buat roadshow to Campus..

Sampai akhirnya lo sering ngeluh sakit dada & batuk-batuk terus. Tinggal gue dan Kak @mswynnz yang sering kerja rodi sampe malem di kantor karena yang lain pada pulang ke kampung halaman masing-masing.. meskipun gue masih heran kenapa lo ngasih amanat ke gue buat jadi person in charge event kompas kampus Bandung selama lo sakit dirawat di RS persahabatan Rawamangun itu.. :'( sebelumnya lo gak mau bilang dirawat. Setelah dipaksa akhirnya lo ngasih tau gue dimana lo dirawat. Beruntung ada @RizkiJSaputra and @harukazebanri . Mereka nemenin gue nengok lo di RS. Kebetulan banget waktu itu gue lagi liburan di Jakarta :'(

Mas... Lo sakit gara2 lo perokok aktif.. rokok dan kopi item.. lo sendiri yang bilang dan gue pun menyimpulkan hal itu. Waktu ditengokin, paru-paru lo sampe dilubangin gara-gara ada cairan bercampur darah di sana :'( tapi waktu itu lo dan dokter pun bahkan belum tau lo sakit apa. Habis itu lama gak ada kabar ternyata lo sakit kanker paru-paru.. :'(

Tapi lo rajin kemoterapi dan nanyain update Kompas Kampus, dan gue pun selalu minta update kesehatan lo. "Mas Bagas.. lo sekarang udah kemo yg keberapa?"

Baru sempet ketemu lo lagi pas perkenalan Batch 3 Bandung di kantor November 2011. Lo dateng dengan kepala total tanpa rambut, tanpa alis & tanpa kumis .. semua anak-anak Kompas Muda Bandung kaget liat lo kurus banget dan kita semua kasian banget sama keadaan lo. Tapi lo selalu ketawa dan nyengir-nyengir. Lambat laun kondisi fisik lo yang gue tau makin pulih beres kemo, rambut-alis pun tumbuh lagi dan lo bercanda, "Eh Pi, gue udah gak bisa liat tuyul lagi.. " saat itu gue ketawa, padahal dalem hati gue gak tega liat lo pelontos semua...

Gue kira lo sembuh dari kanker, bahkan pas event selanjutnya pun lo sehat. Terakhir ketemu waktu lo nengokin gue di RSHS Januari 2011 itu . Pacar gue pun bilang kalo lo keliatan sehat-sehat aja waktu lo jenguk gue bareng @finafinfina @Mahesa15 @luluululu dan @hendrikprayugo ke RSHS.. tapi ternyata hidup gak ada yang tahu...

Dua hari sebelum lo pergi buat selamanya, gue sms semua anak-anak buat konfirmasi ikut/engga di HUT Kompas Muda tahun ini, ternyata lo bilang gak bisa ikutan.. . Dan anehnya sehari sebelum lo pergi juga gue tiba-tiba inget lo pas liat orang naik sepeda ke waktu kita iseng boncengan dan diketawain anak-anak waktu event.. dan ternyata alasan lo gak bisa ikutan HUT Kompas Muda tahun ini di Jakarta udah jelas.. lo meninggalkan kami semua duluan... :'(

Terimakasih Mas, udah nunjukkin arti kerja keras dan serius dalam bekerja...
Terimakasih udah ajakin gue buat event ini itu..
Terimakasih udah bikin gue ngerti gimana caranya bikin laporan keuangan dan rekapan bon...
Terimakasih buat kerjasamanya...

Mungkin surat rindu ini dicukupkan sampai sini, maaf Mas bikin lo harus baca.
Selamat jalan, sedih ternyata kita gak bakalan pernah berjumpa lagi....

***

Bagas adalah perokok aktif yang sering bergadang larut malam. Dia terkena kanker paru-paru 8 bulan yang lalu yang sekarang telah merenggut nyawanya.. untuk teman-teman yang merokok, saya cuma mau bilang ternyata rokok memang jahat. Peringatan di bungkus rokok itu kenyataan.. Saya cuma berharap teman-teman yang masih merokok tetap diberikan kesehatan dan sesegera mungkin lah berhenti merokok. Jangan ada bagas lain yang menderita..



* Love, live and laugh...


4

Thankful



Terimakasih Tuhan,
Engkau memberikan seseorang untukku yang luar biasa sabar dan luar biasa baiknya.
Terimakasih telah membuatnya selalu menemaniku.
Aku menyayanginya.
Terimakasih.
Terimakasih.
Terimakasih.
:)


5

The First Award


Jadi ceritanya langsung aja. Sekitaran tanggal 7 Januari-an kemaren saya dapet Award. awalnya saya kagak ngerti dan gak ngeh. Nah pas dilihat dan ditelaah dan diraba dan diterawang (lo pikir duit, heh?) saya baru ngerti.... kalau saya dapet AWARD INI dari ockyfajzar !!! CIHUYYY!!


Tapi....


saya gak ngerti kenapa bisa dapet award ini. ngakngakngak. Katanya sih ada beberapa syaratnya. Yak, pertanyaan yang harus dijawab. Markicob.... mari kita coba....


1. Thank and link to the person who awarded me this award.

Terimakasih ockyfajzar !!!!! Terimakasih Tuhan, kau telah menciptakan ibu dan ayahnya untuk membuat ia ada di dunia ini.. ekekekek.

2. Share 8 things about myself.

first : saya masih awam dunia perblog-an
second : masang banner aja saya engga ngerti (tolong dong.... curhat sekalian :D)
third : pinter (pinter bergaul, pinter berbicara, pinter memasak, pinter mencuci, pinter menyapu, pinter apapun lah sesuai kebutuhan. eh.)
fourth : males (males banget kalau dikibulin, males banget dijutekin, males banget dicuekin.)
fifth : rajin (rajin merawat rasa males.. rajin merawat keras kepala .. kyaaaaa >0<" ) sixth : menghargai kejujuran dengan kredibilitas yang tinggi eight : doyan makan dan jalan-jalan
3. Pay it forward to 8 bloggers that i have recently discovered.

Ternyata bagian ini emang bagian yang paling susah. Coba dicoba...... ada siapa aja..

►►Aditiya Harjon yang blognya keren nan kocak abis! temen saya ini loh mirip Bred Pitttttt! Bred kejepit! ►►Galuh Parantri yang blognya berisi banyak cerpen yang saya suka semuanya :) ►► Artasya Sudirman yang umur blognya baru tapi isinya ciamik ;) ►► Dan Sapar yang selalu menyajikan berita yang aktual dan terpercaya!! I love his journey while travelling! ►► Komunitas ALeut yang udah jadi keluarga kesekian buat saya :) ►► Vicky Oktora yang baru aja saya follow. lognya menarik! ►►Buat Ihsan N.F. yang sangat malas mengurus blog, jangan di tolak ya....semoga menjadi acuan ya... ya.. ya.. hehe.

Dan buat siapa aja yang mau, comot aja, bebas :)

Eh satu lagi, buat tukang review terjago yang pernah aku kenal.. pustakawin sejati :)
►► mba Luckty GS !!!! Mau tau buku apa aja? tanya doi!

4. Contact those blogger and tell them about their awards.

Baiklah nanti di coba...


Eh selain Award yang diatas juga dikasih yang ini nih sama Ocky dan .. they said :

THE RULES:
FORWARD AWARD INI KE 10 BLOGGER YANG ANDA PALING INGIN KETEMUI!


SAYA PENGEN KETEMU SEMUANYA!!! Jadi buat semuanya aja yah :D *udah bingung neh...


Ciao!







0

Surat #2 : Kamu yang Paling Istimewa untuk Keluargaku


Bandung-Pasteur, 15 Januari 2010

Di malam Minggu yang sepi dan anginnya sedikit berdesir

Aku masih ingat bagaimana pertama kali kamu datang di hidupku..

Aku masih ingat bagaimana saat itu kamu begitu kedinginan dan membutuhkan kehangatan untuk meyakinkanmu bawa kamu tidaklah sendiri..

Aku masih ingat bagaimana kamu saat itu begitu mungil dan lemah, sendiri dan tanpa rumah..

Apakah kamu masih ingat betapa aku mengkhawatirkanmu?


Saat itu bapak pulang dari Mesjid dengan sedikit kebasahan di beberapa bagian baju dan sarungnya. Tetapi ada yang berbeda, tangan bapak seperti membawa sesuatu yang rapuh, dan saat itu muka lugumu berkata “aku ingin susu” yang dikatakan lewat dua bola mata hijau melotot yang lucu. Mama nampak tidak terlalu setuju, bapak terlalu sering membawa kucing ke rumah yang entah darimana datangnya. Namun mama tidak memberikan penolakan ketika aku meminta untuk merawat kamu--si kucing yang entah kesekian kalinya kami temukan, di rumah kecil kami.

Bapak bercerita, kamu datang seorang diri dari arah mimbar mesjid dengan badan kedinginan. Tanpa pikir panjang langsung bapak bawa pulang ke rumah sempat terpikir untuk mencari orangtua atau majikanmu, tapi apalah arti hidup kucing, sekali buang, tiada yang ingat—kasarnya.

Beruntung ketika kamu datang, di rumah sedang tidak ada peliharaan lain. Sekeluarga mencurahkan perhatian untuk kamu. Kamu tidak pernah telat diberi susu. Aku ingat, kamu paling senang berlindung dibawah boneka kuda nil besar dan dengan bodohnya kamu menganggap dia ibumu. Kamu sering nѐtѐ padanya sampai-sampai aku harus mencuci si kuda nil beberapa kali setelah kamu tѐtѐi. Sering pula kamu tidur seperti bola bulu kecil di telapak tangan bapak, karena ukuranmuu tak lebih besar dari tangan bapak.

Di satu hari kamu tumbuh cukup pesat, dan tidak peduli dimana buang air. Mama marah, apakah kamu ingat waktu mama tidak berhenti mengomel? Kamu sih .. pipis kok sembarangan. Jadinya kamu dapet hukuman, tidur di kamar mandi belakang yang sudah tidak dipakai lagi kami mandi selama beberapa bulan dan semenjak itu kamu tidak boleh tidur di dalam rumah. Tetapi ternyata kamu menunjukkan satu bakat yang hebat, meskipun pada awalnya kami kesal sering mencium bau tidak sedap secara tiba-tiba, tetapi akhirnya mama bangga akan hal itu: kamu pipis dan buang air besar di kloset. Jadi intinya: kami anggota keluarga tinggal menyiramnya dengan air dan menyemprotkan sedikit cairan pewangi atau pun pembersih. Itu adalah satu prestasi kamu yang membanggakan, dan kami bangga akan hal itu :D

Makasih ya kamu engga pernah rewel makan, meskipun waktu aku dikasih Rocky---kucing persia hitam besar yang sempat memperkosamu, tapi kamu malah kabur dan engga mau tinggal di rumah sebelum si Rocky pergi. Padahal waktu Rocky datang kan hidup kamu juga enak, dapet makanan tambahan yang mahal-mahal sejenis whiskas dengan porsi dan penyajian yang tepat waktu terus kamu juga ikut disediain pasir biar kamu gak perlu pipis atau boker di toilet., apalagi tempat tidur punya Rocky itu loh yang warna ungu. Lucu banget kan? Dan aku tahu kamu waktu itu suka banget sama tempat tidurnya Rocky yang akhirnya jadi tempat tidur kamu. Tapi dasar kamu kucing yang punya harga diri ya, meskipun udah dimanjain tapi kalau masih punya harga diri ya tetep kamu engga bakalan mau masuk rumah kalau Rocky belum diusir. Waktu itu aku berat hati loh ngasihin Rocky ke orang lain. Tapi mau gimana lagi, meskipun kamu cuma kucing kampung yang tidak jelas asal usulnya, tetapi kami sekeluarga lebih sayang sama kamu. Kamu lebih bersih dan lebih punya tanggung jawab sebagai binatang peliharaan. Mmmm, meskipun sebenernya gara-gara biaya perawatan kamu juga lebih murah sih.. hehe.

Mama tidak pernah menunjukkan rasa cintanya buat kamu di depan anggota keluarga, tapi waktu kamu pergi selama dua bulan, kamu ingat? Mama nyariin kamu kemana-mana. Nyari sampe beberapa komplek sebelah. Sayangnya engga ada yang pernah liat kamu. Tapi suatu ketika, ternyata mama ngeliat kamu ada di rumah si Sugeng—temen SMP aku. Dan ternyata kamu di rawat sama adiknya Sugeng—murid TPAnya mama. Loh ternyata kamu hilang selama dua bulan itu ada di rumahnya dia yang masih satu komplek??? Kamu tahu, kasian mama udah nyariin kamu. Dan waktu itu, mama sempet berebut kamu sama mamanya Sugeng gara-gara maanya Sugeng yakin kamu itu bukan kucing aku, tai kucing yang dia temuin. Otomatis mama engga rela. Kucing dengan ciri-ciri badan putih semua kecuali buntut yang hitam dan satu bulatan hitam di kepala—di antara telinga itu cuma ada satu, dan itu kamu.

Aku senang akhirnya kamu bisa lepas dari jeratan mamanya si Sugeng dan kembali ke rumah. :)


Yang paling disayangkan adalah, foto-foto kamu ke format di komputer jadul yang dulu. Dan satu-satunya foto kamu yang dicetak, aku lupa nyimpennya dimana, takut kececer waktu pindahan kemaren. Mudah-mudahan foto kamu bisa ketemu ya. Aku kangen banget sama kamu, Votѐ.

Aku juga masih ingat kenapa kamu dikasih nama “Vote” (Dibaca: Votѐ bukan Vot). Dulu waktu keranjingan novel Harry Potter tiap hari bapak suka protes sama aku. Padahal waktu itu kan waktu masih awal-awal kelas dua SMP tapi aku doyannya baca si buku tebel itu sambil ditemenin kamu. Akhirnya bapak inisiatif buat ngasih nama “Potter”, tapi karena kebagusan jadi huruf R nya diilangin. Berhubung lagi heboh-hebohnya pemilihan umum, Ide “Potte” di ganti jadi “Vote” tetapi tidak merubah bentuk pengucapan. Ah ribet ya.. ya begitulah. Yang pasti, mulai dari pemilihan nama saja kamu sudah spesial.

Terimakasih Votѐ sudah menjadi salah satu angggota keluarga yang spesial untuk aku dan keluargaku. Sayangnya hidup kamu tidak lama. Setelah terus-menerus gagal memiliki keturunan mungkin akhirnya kamu pun menyerah. Mudah-mudahan di surga sana kamu punya banyak teman ya. Dan mudah-mudahan semuanya sayang sama kamu.

Maaf Votѐ, aku baru menyempatkan menulis surat ini untukmu. Bukan berarti beberapa tahun ini aku melupakanmu, tetapi mungkin inilah kesempatan yang datang dan tepat untuk mengenang kamu. Dimana pun kamu berada sekarang, meskipun kuburanmu sekarang dirusak dan dijadikan bangunan, walaupun kamu tak mampu merasakan apa-apa, yang pasti semoga doa dan lindungan Tuhan tetap menyertai kamu ya.

Baik-baik di sana, kucingku sayang. Jangan lupa habisin ikan sama susunya ya :)

Back to Top