3

FUTSAL & DANCE COMPETITION IN JULY!



AYO IKUTAN FUTSAL + DANCE COMPETITION !!!
TINGKAT SMA SE-BANDUNG RAYA
Presented by : KOMPAS, KOMPAS MUDA & POCARI SWEAT

HADIAH TOTAL 25 JUTA
dan DOORPRIZE : PULUHAN HADIAH MENARIK

JUMAT 30 JULI 2010 - SABTU 31 JULI 2010
PLANET FUTSAL
Jalan Suryalaya Indah No. 1-3
Buah Batu Bandung

HADIAH:

FUTSAL
Juara 1 Rp. 3.000.000
Juara 2 Rp. 2.000.000
Juara 3 Rp. 1.000.000
Top Scorer 1 Unit Sepeda
Best Player 1 Unit Sepeda

DANCE COMPETITION
Juara 1 Rp. 1.500.000
Juara 2 Rp. 1.000.000
Juara 3 Rp. 500.000

BEST SUPPORTER JUGA ADA HADIAHNYA LOH!

SEMUA PEMENANG MENDAPATKAN PIALA, PIAGAM DAN LANGGANAN KOMPAS

PENDAFTARAN DIBUKA TANGGAL : 1 JULI-23 JULI 2010

BIAYA PENDAFTARAN :
FUTSAL & DANCE COMPETITION per Tim Rp. 100.000 Saja!

AYO BURUAN DAFTAR! PESERTA TERBATAS!
INFORMASI & PENDAFTARAN
GRHA KOMPAS GRAMEDIA
Jalan R.E. Martadinata No. 46 Bandung
Telp. 022-4234989 / 022-91779925 /
081809338031 (Fifi)
08986471615 (Pia)

SUPPORTED BY:
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
Raka 98,8 Fm
2

aww ini bukan pertanyaan tapi ungkapan terharu blogku ada di blog rolls navbarnya blog pia..huhuhu

engga apa2.. wahhh tapi ini siapa ya???

ASK??? here :

0

[REVIEW] A-Team



ReviewReviewReviewReview
Category:Movies
Genre: Action & Adventure

Director: Joe Carnahan
Writers: Joe Carnahan & Brian Bloom
Cast : Liam Neeson (Col. John 'Hannibal' Smith), Bradley Cooper (Lt. Templeton 'Faceman' Peck), Jessica Biel (Charisa Sosa), Quinton 'Rampage' Jackson (Cpl. Bosco 'B.A.' Baracus), Sharlto Copley (Murdock), Patrick Wilson (Lynch), Gerald McRaney (General Morrison), Henry Czerny (Director McCready),  Yul Vazquez (General Javier Tuco), Brian Bloom (Pike)

Pengenalan anggota team lewat tato di lengan menjadi ciri khas yang sangat dihargai para anggota A-Team. Film diawali dengan aksi penyelamatan salah satu anggotanya di daerah Texas ke Meksiko (CMIIW), diawali oleh Smith, Sang Kapten,  yang semula akan dihabiskan dengan para anjing yang lapar, tetapi mampu membebaskan diri dan bertemu anggota lainnya si rambut mohawk, Baracus alias B.A. yang akan menyelamatkan Peck alias Face yang sebentar lagi akan dibakar. Kemampuan mereka datang tepat waktu akhirnya menyelamatkan face dan bertemulah mereka dengan anggota terakhir yang agak gila, Murdock, si penerbang helikopter.

Setelah mereka bertemu dan mencoba untuk  mereka membebaskan diri dari kejaran (entah siapa itu saya lupa, hehe) dengan manuver dan taktik kerennya, mereka  mengandalkan penerbangan di atas wilayah Amerika. Sehingga pesawat yang mengejar mereka langsung habis dihantam roket peluru yang dilincurkan pesawat tanpa awak. Tujuh tahun kemudian, mereka masih bersama setelah perang Irak dan mereka mendapatkan tugas untuk mendapatkan plat pencetak uang Dollar Amerika yang telah dicuri beserta uang 1 Milyar. Jendral Morrison meminta mereka untuk melancarkan tugas ini tepat waktu dan tepat sasaran secara rahasia, tanpa diketahui agen yang lain. Dengan kata lain, mereka adalah agen khusus dalam misi ini. Suatu hal yang aneh adalah ketika Sosa datang kepada Morrison, dan Morrison pun menjelaskan akan apa yang akan dikerjakan oleh Smith dan timnya.

Aksi berikutnya? Adalah tentang ya.. itu tadi. Penyelamatan dan perebutan kembali plat pencetak uang dan 1 Milyar Dollar Amerika. Setelah melalui usaha yang mantap dan menakjubkan, usaha mereka sia-sia. Morrison terbunuh karena mobilnya meledak ketika akan menghampiri Smith dan kawan-kawan setelah melakukan misi itu. Truk yang A-Team bawa pulang berisi barang yang dimaksud, diledakkan, sehingga uang 1 Milyar Dollar itu berterbangan diudara. Sedangkan setelah itu, Smith dan anggota tim lainnya difitnah, dipenjaralah mereka.

Ehm, takut menyisakan spoiler, sebaiknya tonton sendiri (bagi yang belum nonton). Apakah kematian Morrison ada rahasianya? Dapatkah mereka keluar penjara? Bagaimana nasib plat pencetak uang Dollar yang hilang itu? Apakah mereka bisa membuktikan mereka tak bersalah? Siapakah musuh mereka sebenarnya??

Tato yang ada di lengan B.A. cukup lucu, Pitty and Fool. Dari awal film ini saya udah nanya sama temen saya, “Eh ini film apaan sih? Komedi apa Action?” dengan entengnya teman saya menjawab, “Dua-duanya”. Jadilah saya terbahak-bahak tak henti sambil memperhatikan action mereka yang sungguh keren, dan film banget. Tiap ngerjain misi mereka selalu tepat waktu dan dikerubungi keberuntungan. Looks like impossible in the real life. Tapi saya nikmatin banget film ini, padahal saya nonton di ROW PALING DEPAN BIOSKOP. Sungguh sial saya dan teman saya beserta ke-enam temannya yang lain hari itu engga dapet kursi duduk lebih atasan dikit. Temen-temen dari temen saya sampe bisa tiduran di lantai saking pusingnya liat layar. Mendongak dan mendongak. Huruf-huruf subtitlenya gede banget. Tapi saya enjoy banget dan doyan banget humor plus actionnya. Match! Padahal (lagi) saya belum pernah tau sebelumnya kalau ini tuh salah satu hal yang berasal dari jaman dahulu kala sampai salah satu temen saya pernah ngajakin beberapa minggu lalu (masih di bulan Juni) dan dia bilang, “Mau nonton A-Team, nostalgia”, ehm, ada postscript di situ, temen saya yang bilang barusan berumur hampir 6 tahun lebih tua. Jadi saya bener-bener engga ada bayangan tentang film ini. Wow… pas saya browsing, bener aja. Poster tua-nya A-Team banyak nongol. Sayang sekali, film yang berdurasi  117 menit ini baru bisa saya nikmatin di akhir Juni kemaren tanggal 28, dan film ini sudah tayang dari tanggal 11 Juni. Helloooo, kemana saja saya??

Daripada kebanyakan nyebutin kata "padahal lagi", buat saya engga ada kata telat dalam hal apapun. Jadi meskipun udah banyak yang nonton, harus bisa mentoleransi postingan saya ini ya karena engga semua XXI di Bandung menayangkannya.

Penuh twists dan berhasil bikin saya salah nebak mulu. Hati-hati dengan pradugamu

,
GGG

0

[REVIEW] Marmut Merah Jambu



Category: Books
Genre: Nonfiction
Author: Raditya Dika


Saya termasuk orang yang pilih-pilih buku buat dibeli, berpikir matang, menimbang harga dan bukunya tentunya. Cocok, ya langsung ambil. Tapi kebanyakan buku yang saya beli justru berakhir di lemari dan belum tersentuh halaman tengahnya, seperti nasib novel Dan Brown yang terakhir. Untungnya saya engga pernah diomelin orangtua kalau duit jajan habis gara-gara beli buku, mereka pun engga ngomel kalaupun engga dibaca. Ya gimana mau ngomel, orang buku-buku saya semua (diluar buku pelajaran) saya beli pake tabungan sendiri.. hehe. Buku yang paling membekas dipikiran saya yaitu seri terakhir Harry Potter, yang diberikan sebagai kado ulangtahun saya berbarengan dengan release bukunya, ehm, oleh salah seorang orang yang pernah mengisi hati. Selepas putus, menguap pula isi bukunya. Huahahaha….

Tentang cinta. Raditya Dika kali ini mengangkat tema cinta lagi untuk buku ke-limanya. (Engga tau juga sih buku-buku sebelumnya bahas apaan, saya belum beres baca, hihi sorry Raditya Dika). Yang pasti, beberapa tahun lalu, salah satu sahabat saya lari-lari sambil kecipirit dan bilang, “Pi, lo harus baca buku ini. Keren banget deh. Ngakak abis! Tau Raditya Dika kan?” dengan simplenya saya jawab, enggak. Abis itu saya ditendang sahabat saya dan baru tau cerita novel pertamanya itu tahun lalu, pas muncul dibioskop, yes I watched it. Ceritanya tentang cerita manusia dan sepertinya saya juga pernah ngerasain di beberapa posisi yang sama. Sayangnya filmnya engga memuaskan. Ehm.

Back to the topic, saya engga tau ini review macam apa. Bukan novel, jadi saya bingung kalau harus nyeritain sinopsisnya. Tapi buku kayak gini yang saya suka, per-part beda cerita, jadi engga bingung. Overall ceritanya renyah dan “remaja banget”, bisa dibilang juga agak-agak “gue banget” buat pembaca yang pernah ngalamin. Saya yakin sebagian besar dari pembaca buku non-fiksi komedi ini pernah ngerasain beberapa kejadin serupa, yang sayangnya naas untuk diingat. Hehe.

Dika memulai dari pengalamannya yang cerita tentang Jatuh Cinta Diam-diam, dimana dia dan sahabat sebangkunya memendam rasa yang sulit diungkapkan sewaktu SMP, yang jatohnya malah bikin norak. But I’d fun here. Mirip-mirip cerita saya juga (heh! malah #curcol) . Belum lagi pengalaman dia yang jadi detektif di sekolah (pertama dan terakhir kalinya) di Misteri Surat Cinta Ketua OSIS, ngejelasin banget gimana rasanya jatuh cinta bisa terkesan jahat dimata orang, padahal belum tentu dengan posisi kita. Balada Sunatan Edgar pernah saya baca di blognya dia, dan di buku ini mengalami renovasi yang lumayan, tapi bikin cerita si Dikanya sendiri terhimpit, alias dikit.

Cerita terpendamnya yang aneh ada pada Pertemuan Pertama & Terakhir dengan Ina Mangunkusumo, yang bikin saya nyengir-nyengir sendiri seolah saya bilang, Atau “Ih, iya banget.”“Ih, iya! Gitu tuh gitu!”. Intinya sih lumayan dunia manusia banget. Berlanjut di chapter Panduan Menghadapi Cewek Sehari-hari dan Surat Kepada Menteri Perdagangan, I really enjoyed those parts. Dan tulisannya tentang pembuatan filmnya dulu ada dijelasin di buku ini. Selanjutnya? Adalah tentang pacarnya (saat Dika menulis buku ini, yang saya tahu sekarang mereka putus) dan saya baru tahu siapa Shero setelah membaca beberapa halaman (telat nyadar). Lumayan so sweet, tapi kurang nendang, engga kayak dia nyeritain si Ina Mangunkusumo. Sesi agak boring dimulai di Buku Harian Alfa, walaupun saya ngikik juga sih di sini. 2 BAB hampir terakhir, yaitu Cinta di Atas Sepotong Chatting + Dabel Trabel, lumayan mellow dan agak touching. Kalau saya engga salah inget sih saya engga ketawa di sini, tapi saya mikir. Last Chapter, Marmut Merah Jambu, menjadi penutup yang sounds so romantic and mellow, ngejelasin kenapa dia ngambil Marmut—Merah Jambu pula buat bukunya ini. Total ada 14 chapters (udah plus Pengantar Penulis).

Dua tahun waktu yang cukup lama buat Dika nulis buku ini, belum lagi kepentok pembuatan filmnya dia tahun lalu. Tapi dengan harga IDR 39500, cukup worthed. (FYI, kalau pake Kartu Club Baca Kompas Disc 10% di Gramedia manapun, kalau ke Rumah Buku Bandung disc 30%). Saya menemukan satu ketikan gagal di halaman 193, editor melewatkan yang satu ini, di paragraph ke-6, ada kalimat “……..eneg sama cowok yang ikutan Mirc hanya untuk nyari pacar, padahal… itu gue banget. Di juga bilang jarang ada cowok yang ….” Di di situ mungkin mau ngetik “Dia” ya Bang Dika???

Kalau pengen komen negatif buku ini : Dika terlihat ingin memaksakan beberapa barang dan tempat terkenal masuk di dalamnya, jadinya terkesan pamer dan pamer, mulai dari Blackberry, Itunes, Kucing Elit dan makanannya, serta Starbucks. But that’s proper with his own life. Tapi saya lebih suka komen positif buat buku ini : Berbagi cinta, dan kenangan tentang cinta, mulai dari naksir-naksiran sampai bisa jadian. Hidup banget.

Prinsip saya, kalau beli buku dari duit sendiri itu harus dinikmatin dan sebisa mungkin engga mikir negatif duluan supaya kita engga nyesel, karena nyesel itu menyakitkan.  Berhubung mood saya lagi pas, jadi saya bisa masuk sama crunchy-wordsnya Dika. Mungkin bakalan beda komen kalau saya lagi engga mood baca. Bisa jadi kayak Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankakus dan Babi Ngesot yang enggak pernah kelar saya baca karena saya mikir “garing duluan”. Nikmatin aja, jangan berekspektasi berlebih. Overall, menghibur dan bikin terharu. Salut buat Dika, terus berkarya ya!

"Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian."

"Apa yang salah dari orang yang terlalu dalam sayang sama orang lain?"

"Karena luka hati, terutama saat tidak bisa dijahit, bisa jadi tidak akan pernah kering."

"Nothing takes the flavor out of peanut butter quite like unrequites love---Charlie Brown"

"Bagaimana semesta bisa berkonspirasi hingga dua orang bisa actually ketemu memang mendekati keajaiban"

"Cinta mungkin buta, tapi kadang, untuk bisa melihatnya dengan lebih jelas, kita hanya butuh kacamata yang pas."


,
GGG

P.S. : Gambar dari webnya Raditya Dika langsung.
Back to Top