2

sunday nite

Do you know what I’m doing right now??
Yeagh of course when I write this diary,,*
I’m crying..



I have no ambition. Suck this life that doesn’t even give me another chance or time,,
what the hell this life, I am weak, I have no ambition,, just accept all that come to me? no, I wont ..
I have no ambition.. is that true..??
For sure I have. But time doesn’t give me chance to make it true.
This is the effect being me.
Being the person who doesn’t realize that fight every parent’s want is hard to do.
The reason that I hate this life, I must realize that I have no ambition,,
I have no ambition..
I have no ambition,,

Currently listening to : DEALOVA – by Once

Suck. Lagu ini makin bikin gue pengen nangis. Everything that I need was gone..
“rindu bisa menyakiti tubuh” itu kata Daniel Sahuleka..
Damn regret. Ahh. Pengen ngomong yang enggak-enggak tapi susah, nggak boleh,,

Listening to : How Do I Live..

Nggak bisa berenti nangis. Come on, what time is it? 9:10 pm. Not too late at nite, but tomorrow I must go to school earlier.. pia udah males gini diceramahin, apa mereka nggak punya sesuatu yang mesti diceramahin selain yang bisa bikin pia nangis ? come on,, pia itu udah gede, udah cukup waktu buat nentuin apa yang pia mau, apa yang pia minati. Sekarang udah clear. I have no chance to take my dream on that sky. Being blue, so lonely I think, I’m quite. Wont take another chat. Just talkless.

Listening to : Savoir Aimer

Ini lagu agak bisa bikin pia tenang. Mulai calm down,, agak rileks. Hmm. This is not so me. Yeah. Duh jadi geje gini. Jadi bingung ngaler ngidul. Pengen curhat tapi bingung. Huff.. darimana mulainya? Yap. Darimana datangnya masalah itu.

Pertanyaan yang sangat membuat pia bingung. Darimana datangnya masalah itu? Dari dalam diri pia sendiri. Mungkin. Karena terkadang khayal dan mimpi Nampak sulit untuk digapai. Bukan Nampak, really close to impossible. Tapi cita-cita?? Siapa sih yang nggak punya cita-cita?? Pia pikir Cuma orang bodoh yang nggak punya cita-cita dan orang bodoh pula yang membiarkan cita-cita dirinya dibiarkan begitu saja menghilang di hembuskan kibasan tangan orang lain, baik itu musuh, teman bahkan keluarga sendiri.

Sekarang pia ada di posisi ini. Posisi orang setengah bodoh.. (adakah?) Pia punya cita-cita tapi pia mulai membiarkan cita-cita itu dihapus orang lain. Pia tidak bisa memaksakan keinginan. Mengapa begitu mudah orang lain mewujudkan keinginan mereka sedang pia tidak?

Damn. It’s heaven yes.
Kadang pia senang untuk menangis. Walaupun menangis adalah hal yang menjijikan. Membuang air mata. Walaupun terkadang kita butuh waktu untuk membuang tetesan itu. Tapi sekali lagi, mengapa? Mengapa air mata itu datang disaat yang tidak tepat? Disaat keeping-keping bahagia mulai menyeret pia bersama mereka. Tetapi sekali lagi mengapa? Mengapa tetesan bahagia ini sekejap berubah menjadi kesedihan? Kesedihan karena sesuatu yang kuanggap adalah yang paling aku kenal, yang paling aku tahu bahwa mereka mengerti aku, ternyata salah. Sakit, sedih, dalam.

Mungkin ini memang jalan takdirku, Pasha ungu pernah bernyanyi dalam liriknya. Sekejap terhimpit dalam kata itu. Kalau memang kita tidak bisa merubah takdir, tapi apakah kita tidak bisa merubahnya lebih baik? Membuat sesuai susunan apa yang kita punya. Bukan sekedar mengaplikasikan apa yang kita dapat selama ini? Haru biru merah hijau ungu hadir, kini ku tunggu kuning kan datang. Membawa kesegaran berjuta hampa di mimpiku. Erat. Indah memukau.

Listening to : Ballade Pour Adelaine

And 5 minutes later.

Listening to : BO BICE – the real thing.
*kayaknya pia harus membiasakan menerima kenyataan. Meskipun ini adalah saat yang paling dilemma. Ternyata nggak ada seorang pun yang mau ngertiin pia. So thx. It’s so nice.

2 lost people:

saya hizbulloh mengatakan...

kekekekek
public diary ini teh?
hahahahahagah

Unknown mengatakan...

iyah. pia bikin buat public diary... hahhaha

Back to Top